Jumat, 25 Desember 2009

2009

Saya selalu merasa sebagai orang yang paling beruntung di dunia, bukan apa-apa tapi memang begitulah nyatanya. Sering saya mengeluh karena hidup begini begitu, hidup tak sesuai rencana dan malah cenderung menyiksa, tapi apa yang saya dapat sekarang?

Saya selalu percaya bahwa Yang Maha Tahu selalu menunjukkan kepada kita yang terbaik, dan yang terbaik kadang tidak selalu yang paling kita inginkan, semua bisa menjadi menyenangkan karena kesenangan adalah hal subjektif yang kita sendiri pembuatnya. Semua bisa menjadi sebuah kesenangan dikala kita menciptakan sugesti begitu.

Ada kala ketika saya merasa sangat bersedih karena rencana saya berantakan dan hati saya juga. Lalu saya mengeluh kepada setiap orang yang saya jumpai, mengeluh sampai bosan, sampai semua yang ada di otak saya keluar dan hati saya lega. Dan begitu seterusnya hingga saya merasa, okey berhenti, kita mulai lagi, kita tertawa lagi. Begitulah saya menghargai hidup, dengan cara sederhana yang saya yakin semua orang bisa tetapi tak semua orang mau.

Jadi beberapa bulan lalu saya masih ada dalam tahap bingung. Saya memiliki sebuah rencana besar, sangat besar hingga saya berusaha keras mewujudkannya. Rencana besar itu bernama sebuah hubungan, sampai akhirnya saya sadari rencana saya adalah rencana dua orang, dan jika salah seorang tidak sesuai pemikirannya maka rencana itu akan gagal. Dan pada kenyataannya saya gagal, haha, sedikit sakit hati, banyak tawa, rasanya itu yang baik buat saya.

Tapi kembali ke awal, saya orang paling beruntung di dunia. Kegagalan ini adalah keberuntungan saya. Tuhan menghendaki saya gagal untuk melihat bagaimana effort saya untuk berhasil di kemudian hati. Dan saya mensyukurinya, menggerutu sesekali, tapi saya mengerti ada rahasia besar di balik semua ini, yang mungkin akan terkuak beberapa saat lagi.

Kembali ke kehidupan kampus, banyak tuntutan yang belum terpenuhi disini. Saya mengawalinya dengan buruk sehingga ketinggalan beberapa langkah dari yang lain. Saya belajar mencintai kehidupan disini, meski beda rasanya dibandingkan dengan kehidupan saya yang lain, tapi saya akan ada disini sekian tahun lamanya.

Dan saya bertemu seseorang yang merubah hidup saya, yang meyakinkan saya untuk,"Hey hidupmu ini menyenangkan hey!" tanpa dia mengatakannya. Saya mulai menikmati saat-saat terbaik di kampus, entah mungkin ini cuma awal dari masa-masa paling menyenangkan, haha, siapa yang tahu.

Dan mendadak passion saya terlahir kembali, saya merasa punya tujuan yang harus saya kejar. Selangkah demi selangkah saya perbaiki, dan saya berhasil melakukan peningkatan, dari sisi akademis, dari sisi lainnya pun sama, dan yang paling penting dalam sisi hati. Saya memulai masa-masa dengan senyum tiada henti yang seringkali membuat teman-teman saya iri, tidak berlebihan, sangat menyenangkan.

Dan yang ingin saya katakan disini, saya orang paling beruntung di dunia, karena Tuhan masih menyayangi saya.