Jumat, 30 Oktober 2009

jatinangor oh jatinangor

sudah jangan ke jatinangor,
masih ada kota lainnya.
wanita tak cuma dia,
ada tiga milyar dua puluh satu.

disini asmara, itu asrama
in harmonia progressio.

a lyric by panas dalam.

aku ingin menulis

Aku sedang berada dalam masa ketika ide tak muncul sama sekali dari kepala ini. Rasanya tidak menyenangkan karena sebenarnya aku ingin mengeluh panjang tentang banyak hal. Aku ingin menulis tentang semua yang terjadi, di dalam kehidupan nyata dan dalam kehidupan lain di dalam kepala.
Aku tak mengerti kenapa begini, kenapa begitu, dan kenapa semua menjadi berbeda dari rencana awal. Kenapa masalah memanjang dan tak selesai, lalu muncul masalah lain yang tak kalah rumit.
Yang aku tahu aku tak salah, aku hanya korban perasaan yang mencari, apa kata yang lebih baik daripada pelampiasan?
Sedih rasanya menunggu tanpa kepastian waktu, hanya bisa diam kadang termangu. Mencoba tertawa tapi takkan lama, karena mungkin kamu tiba dan ternyata tidak. Aku tidak mengerti.
Ide-ide datanglah, aku ingin menulis.

Sabtu, 17 Oktober 2009

hello girl, i miss you!

Hai, sudah lama sekali rasanya kita ga berinteraksi seperti yang dulu biasa kita lakukan. Yang aku tahu selalu menyenangkan rasanya.
Entah apakah aku pantas untuk berpikir seperti ini, karena rasa-rasanya aku tak berhak sedikit pun untuk berpikir sejauh ini, entahlah, jika ini salah, aku ingin meminta maaf.
Sudah lama sekali, sangat lama, dan aku masih ingat beberapa detail kecil, detail-detail yang tak mungkin ku lupa karena beberapa diantaranya mungkin merupakan pengalaman pertama.
Tak akan aku bahas, mungkin kamu sudah lupa, tapi tak mengapa, karena aku tahu aku bukanlah siapa-siapa. Tapi yang ingin aku tekankan disini adalah kamu, tentang siapakah kamu dalam hidupku. Orang pertama dalam banyak hal, dalam banyak pengetahuan baru yang belum aku tahu dulu.
Menyenangkan rasanya bisa tertawa bersama denganmu, karena memang tujuan awalnya memang itu. Yang ku cari hanyalah kamu, dan melihat apa reaksiku. Seperti yang sudah kuduga, aku tak siap bertemu denganmu. Yang ada hanyalah buncahan rasa, berjuta kata-kata yang harus ku bagi cepat dengan kawan-kawanku. Sebuah beban dalam pikiran karena kini aku hidup dalam lautan masalah.
Dan satu hal terakhir yang ingin ku sampaikan padamu disini, aku merindukanmu, sangat merindukanmu.

ps: makasih buat hari yang menyenangkan.

Jumat, 16 Oktober 2009

cerpen gagal

Sudah lama gak mampir kesini, sudah lama gak menulis di sini.
Keasikan nulis notes di facebook, sempet kepikiran mau buat antologi puisi, tapi merasa puisi saya masih cetek, jadi malu kalau dibukukan.
Beberapa orang teman, menyarankan untuk bikin cerpen, dan berdasarkan pengalaman bahwa cerpen yang saya buat selalu gagal, maka saya agak ketar-ketir juga pas mau coba.
Coba deh sekarang buat.

Aku melangkah di koridor yang wanginya selalu sama, di langit-langitnya berterbangan rumus-rumus cepat dan beberapa penurunan untuk rumus sederhana. Berhenti sejenak, lalu tertawa, berpikir kejadian indah apa lagi yang mungkin terjadi di koridor penuh kisah ini.
Jika koridor ini bisa bercerita, ingin aku duduk di sana sepanjang hari, bolos dari les, kabur dari kelas, hanya untuk habiskan waktu disana. Duduk dan dengarkan cerita dari tahun ke tahun, cerita cinta SMA yang abadi.
Si koridor memang punya sejuta cerita, tentang bagaimana dia berjalan dia tahu, tentang apa yang dia bawa dia tahu, tentang apa yang dibicarakannya, semuanya si koridor tahu. Hanya saja dia seringkali menolak untuk berbagi denganku.
Waktu itu aku masih di tahun terakhirku di penjara kesayanganku, dan semakin indah tantangan kehidupanku, semakin indah pula kehidupan cintaku.
Si koridor tahu segalanya.
Jam 5.30 pagi, ketika aku menjadi siswa pertama yang injakkan kaki, bersama gelapnya pagi aku tersenyum penuh kemenangan, bahwa hari ini akan menyenangkan aku tahu. Jadi ku langkahkan kakiku di koridor, dengan langkah yang mantap, ke bangkuku dan tidur lelap. Ku atur waktuku agar sama denganmu, ku atur perjalananku agar berpapasan denganmu. Seringkali aku berjumpa denganmu di tangga, hingga percakapan kita hanya sebatas dua atau tiga anak tangga. Tapi tolong beritahu, apa yang lebih menyenangkan di hari itu selain percakapan denganmu?
9.30, dengan langkah kemenangan aku keluar, menantimu keluar untuk ku ikuti. Sedikit tak sopan tak apalah, siapa yang peduli. Lalu kamu kembali ke belakang ada yang tertinggal, aku tersenyum menyapamu, dan bertanya apa yang bisa ku bantu.
Duduk di tempat yang paling nyaman, sesekali mencuri pandang, dan itulah sensasi menyenangkannya. Ketika kamu pergi, aku mencari, aku ingin memberi permen loli. Untuk kamu nikmati ketika pelajaran biologi.
Jam 13.15 siang, kamu bergegas pulang. Tanpa sepatah atau dua patah kata untuk diucapkan, kadang aku merasa hatiku dihancurkan. Berlebihan memang tapi mungkin seperti itulah kenyataan.
Aku berdiri lagi di koridor, untuk ceritakan kisahmu lengkap disana, karena dia dengar dan dia tahu, meski dia bisu.
Dan jika kamu ingat hal-hal kecil tentang aku, ya itulah caraku menunjukkan rasa sukaku, cara biasa untukmu yang luar biasa.

kan gagal cek urg ge.. astaga